Dewasa ini, periklanan adalah sebuah budaya dalam masyarakat kita, bahkan dalam beberapa aspek telah menjadi ‘agama’ baru. Perkembangan teknologi komunikasi dengan sifat ubikuitasnya membuat periklanan tertancap erat di benak kita. Fenomena adv cultter pun telah menjadi keniscayaan krtika perang iklan dan bombardir iklan mampir setiap waktu di pintu rumah kita. Kehadiran sebuah iklan pasti menghasilkan fungsi tertentu bagi masyarakat antara lain fungsi ekonomi dan sosial. Periklanan telah membuat perekonomian bergulir cerah, karena telah mendorong menigkatnya perpindahan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Tingginya eskalasi juga menjadi indikator dinamisasi perekonomian ke tingkat yang lebih baik. Maka dari itu di butuhkan juga manajemen periklanan yang baik.
Periklanan adalah alat membangun ekuitas merk. Merk menjadi hal yang sakral. Loyalitas komsumen berpotensi dapat di pertahankan jika ekuitas merk dapat di jaga. Situasi ini juga memunculkan peluang sekaligus peluang bagi pelaku-pelaku dan pegiat ilmu komunikasi, khususnya minat komunikasi bisnis. Para sarjana ilmu komunikasi mempunyai tuntutan untuk menjawab persoalan-persoalan periklanan, seperti bagaimana merepresentasikan produk dalam karya iklan yang dapat merangsang minat, keinginan dari konsumen sehingga merangsang adanya kebutuhan dan keinginan terhadap produk yang di iklankan.
Mengenal Manajemen Periklanan Karakteristik Periklanan
Manajemen Periklanan adalah komunikasi nonpersonal yang membayar dari sponsor yang terindentifikasi menggunakan media massa untuk mempengaruhi audience. Manajemen Periklanan juga bentuk komunikasi nonformal untuk menyampaikan ide-ide tentang barang dan jasa yang di sampaikan melalui media yang terseleksi. Sementara para praktisi periklanan indonesia merumuskan definisi periklanan dalam etika pariwara indonesia membahas tata cara dan tata krama periklanan indonesia sebagai, seluruh proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, penyampaian dan umpan balik dari pesan komunikasi pemasaran.
Bentuk Komunikasi Yang Membayar
Para pengiklan mesti membayar sejumlah uang agar pesan-pesan penjualannya di muat atau di tayangkan. Pembayaran ini untuk kompensasi penggunaan ruang dan waktu media. Bila di lihat dari besarnya biaya penayangan atau pemuatan, memang pengiklanan merupakan strategi promosi yang mahal.
Biaya yang mahal tersebut belum termasuk ongkos produksi membuat iklannya sendiri yang juga bisa mencapai ratusan bahkan miliyaran rupiah. Namun demikian dari aspek jangkauan iklan dinilai murah. Sekali iklan itu di muat media maka dapat menjangkau khalayak yang besar secara cepat dan serempak sehingga nilai ekonomisnya efisien.
Komunikasi Nonpersonal
Artinya, antara pengiklan dan konsumen (khalayak) tidak dapat berinterakasi secara langsung. Komunikasi bersifat satu arah. Tidak ada umpan balik langsung. Pengiklan sebagai komunikator hanya menyampaikan informasi tentang produk sedangkan konsumen hanya menerima informasi tersebut. Periklanan adalah bentuk komunikasi one to mass atau mass marketing yaitu pesan-pesanya di tujukan kepada khalayak yang luas bukan kepada setiap individu. Tetapi, seiring perkembangan teknologi komunikasi (misalnya munculnya internet), definisi tidak langsung tadi sudah bisa di kebiri.
Meskipun tetap di halangi dengan adanya perantara yaitu media internet, khalayak bisa langsung interaksi dengan cepat pada waktu dia mengakses iklan di internet. Karena itu one to mass sedikit demi sedikit bergeser ke one to many atau one to one. Meskipun tetap saja, interaksi antara komunikator (pengiklan) dengan komunikan (khalayak) tidak sebebas dibanding komunikasi interpersonal tatap muka karena tetap menggunakan media perantara.
Media Massa atau Media Nirmasa
Promosi atau periklanan adalah proses mengenalkan produk kepada khalayak luas. Agar dapat menjangkau khalayak luas dan tersebar dalam waktu yang singkat maka periklanan menggunakan media massa sebagai saluran diseminasi pesannya. Media massa tersebut adalah televisi, radio, surat kabar, majalah, buku, film bioskop dan lain-lain.
Selain itu, ada media nirmassa yang juga mempunyai kemampuan yang hampir sama dengan media massa menyebarluaskan pesan periklanan. Artinya mampu membuat iklan di lihat banyak orang pada saat bersamaan. Media ini yang di sebut media nirmassa yang masif. Contoh media nirmassa ini banyak di luar ruang (ruang rumah) baliho, spanduk, papan reklame ataupun billboard. Media nirmassa lainnya adalah SMS (short massage service) melalui handphone.
Baca juga: Fungsi iklan dalam pemasaran bisnis?
Sekarang muncul media baru yang di sebut CMC (computer mediated communicatian) yaitu merupakan internet yang memungkinkan masyarakat berkomunikasi satu sama lain hanya melalui komputer dan kabel. CMC bersifat demasifikasi yaitu memungkinkan individu dapat berinteraksi dengan pengiklan (artinya memungkinkan bersifat personal) sekaligus pesan iklan di sebarkan secara massal. inilah yang di sebut virtual advertising. Agar periklanan dapat lebih efektif menjangkau khalayak yang luas, pengiklan dapat menggunakan kombinasi dari media-media diatas. Kombinasi antara media-media ini di sebut media mix.
Sponsor Yang Jelas
Perusahaan yang beriklan (pengiklan) menyebut secara jelas identitas dirinya dalam produk iklan yang mereka luncurkan. Penyebutan ini bermacam cara. Ada yang hanya menampilkan logo atau menyebut nama lengkap perusahaan termasuk slogan. Misalnya satu lagi Mayora gudang garam surya: selera pemberani, penyebutan sebuah perusahaan multinasional membutuhkan karyawan yang bisa biasa di temukan dalam iklan lowongan kerja, mesti di hindari sebab identitas perusahaan tida disebutkan secara jelas. Penyebutan identitas ini untuk menjamin kredibilitas perusahaan dan produk yang diiklankan. Khalayak bisa bercaya dan isi iklan dapat di pertanggungjawabkan isinya, karena identitas si pengiklan jelas di sebutkan.
Persuasif
Apapun jenis iklannya, sebenarnya tujuan akhirnya adalah membujuk khalayak untuk membeli produk yang diiklankan. Tentu saja, strategi persuasinya bervariasi. Ada yang tampak jelas, seperti penggunaan kata-kata “belilah sekarang juga” atau ada iklan pengingat yang hanya berbentuk logo perusahaan. Dikenal ada dua jenis iklan soft selling dan hard selling. Soft selling adalah iklan yang sifat persuasinya tidak tanpak menonjol. Misalnya tidak menyuruh orang membeli produk (lebih pada pencitraan perusaahn atau produk atau image selling)
Sedangkan hard selling adalah iklan yang secara langsung membujuk orang untuk membeli produk (product selling) pemilihan kedua sifat iklan tersebut tergantung banyak kondisi seperti situasi produk di pasar, produk baru atau lama, karakteristik khalayak sampai situasi di tengah persaingan.
Demikianlah artikel singkat mengenai manajemen periklanan berikut karakteristik nya. Semoga tulisan singkat ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Sampai jumpa pada kesempatan berikutnya.